Mat 9:1 Sesudah
itu naiklah Yesus ke dalam perahu lalu menyeberang. Kemudian sampailah Ia ke
kota-Nya sendiri.
Mat 9:2Maka
dibawa oranglah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya.
Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu:
"Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni."
Mat 9:3Maka
berkatalah beberapa orang ahli Taurat dalam hatinya: "Ia menghujat
Allah."
Mat 9:4Tetapi
Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata: "Mengapa kamu memikirkan
hal-hal yang jahat di dalam hatimu?
Mat 9:5Manakah
lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah dan
berjalanlah?
Mat 9:6Tetapi
supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni
dosa" ?lalu berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu?:"Bangunlah,
angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!"
Mat 9:7Dan orang
itupun bangun lalu pulang.
Mat 9:8Maka orang
banyak yang melihat hal itu takut lalu memuliakan Allah yang telah memberikan
kuasa sedemikian itu kepada manusia.
RENUNGAN
Dalam membangun relasi dengan sesama, salah satu batu
sandungan yang berpotensi menimbulkan keretakan dalam relasi itu adalah
berpikir negatif tentang orang lain. Kadang pula sebagian orang beranggapan
bahwa sumber dari penyakit untuk diri sendiri adalah dari pikiran yang negatif.
Berpikir negatif itu biasanya muncul dari perasaan iri, dengki, benci dan tidak
puas dengan apa yang dimiliki. Pikiran negatif itu biasanya mengakibatkan :
ketakutan, kekhawatiran, pesimisme, ketidakyakinan, keresahan,
ketidakpercayadirian, dll. Berpikir negatif terhadap sesuatu akan menguras
energi dalam diri dan malah menghasilkan ketidakberhasilan dalam suatu
pencapaian dan merusak hubungan atau relasi dengan sesama.
Injil yang direnungkan pada hari ini menampilkan sisi
lain dari beberapa orang ahli taurat. Mereka cenderung berpikir negatif tentang
Yesus. Ketika orang lumpuh disembuhkan, para ahli taurat ini malah memiliki
keyakinan bahwa Yesus menghujat Allah. Ketika Yesus melakukan kebaikan dan
belas kasih, itu dilihat oleh para ahli taurat sebagai upaya untuk merongrong
kekuasaan Allah. Apakah kebaikan itu bertentangan dengan Allah yang merupakan
sumber kebaikan itu sendiri? Disinilah letak kecenderungan berpikir negatif
yang dimiliki para ahli taurat. Menurut Yesus cara berpikir demikian termasuk
dalam kategori kejahatan. "Mengapa
kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu? Para ahli
taurat lebih mudah untuk menemukan apa yang menurut mereka salah ketimbang
menemukan hal-hal yang baik. Hal ini terjadi karena pikiran negatif itu
sendiri.
Melalui Kisah Injil ini, Yesus mengajak
kita untuk senantiasa melihat sisi positif dalam setiap peristiwa hidup, dalam
setiap relasi, dalam setiap perjumpaan dalam hari-hari hidup kita. Untuk mampu
melihat sisi positif itu maka kita perlu membiasakan diri untuk berpikir
positif. Pikiran yang sehat tentu akan sangat berguna bagi diri sendiri dan
bagi orang lain. Dengan berpikir postif, kita telah menjadi saluran rahmat dan
berkat bagi sesama kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar