Yoh 20:1
|
Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika
hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa
batu telah diambil dari kubur.
|
Yoh 20:11
|
Tetapi Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis.
Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu,
|
Yoh 20:12
|
dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian
putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di
tempat mayat Yesus terbaring.
|
Yoh 20:13
|
Kata malaikat-malaikat itu kepadanya: "Ibu,
mengapa engkau menangis?" Jawab Maria kepada mereka: "Tuhanku telah
diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan."
|
Yoh 20:14
|
Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan
melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus.
|
Yoh 20:15
|
Kata Yesus kepadanya: "Ibu, mengapa engkau
menangis? Siapakah yang engkau cari?" Maria menyangka orang itu adalah
penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: "Tuan, jikalau tuan yang
mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat
mengambil-Nya."
|
Yoh 20:16
|
Kata Yesus kepadanya: "Maria!" Maria
berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: "Rabuni!",
artinya Guru.
|
Yoh 20:17
|
Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau
memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada
saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan
pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."
|
Yoh 20:18
|
Maria Magdalena pergi dan berkata kepada
murid-murid: "Aku telah melihat Tuhan!" dan juga bahwa Dia yang
mengatakan hal-hal itu kepadanya.
|
IBU,
MENGAPA ENGKAU MENANGIS?
Saya mengawali renungan hari
ini dengan puisi tentang IBU karya Kahlil Gibran, pujangga asal Lebanon.
IBU
Ibu merupakan kata tersejuk
yang dilantunkan oleh bibir – bibir manusia. Dan “Ibuku” merupakan sebutan terindah.
Kata yang semerbak cinta dan impian, manis dan
syahdu yang memancar dari kedalaman jiwa.
Ibu adalah segalanya. Ibu
adalah penegas kita di kala lara, impian kita dalam rengsa, rujukan kita di
kala nista.
Ibu adalah mata air cinta,
kemuliaan, kebahagiaan dan toleransi. Siapa pun yang kehilangan ibunya, ia akan
kehilangan sehelai jiwa suci yang senantiasa merestui dan memberkatinya.
Alam semesta selalu berbincang
dalam bahasa ibu. Matahari sebagai ibu bumi yang menyusuinya melalui panasnya.
Matahari tak akan pernah
meninggalkan bumi sampai malam merebahkannya dalam lentera ombak, syahdu
tembang beburungan dan sesungaian.
Bumi adalah ibu pepohonan dan
bebungaan. Bumi menumbuhkan, menjaga dan membesarkannya. Pepohonan dan
bebungaan adalah ibu yang tulus memelihara bebuahan dan bebijian.
Ibu adalah jiwa keabadian bagi
semua wujud. Penuh cinta dan kedamaian.
Hari ini kita merayakan Pesta
Santa Maria Magdalena, sosok yang begitu akrab dengan kisah kebangkitan Tuhan. Maria
Magdalena adalah sosok pertama yang menjadi saksi kebangkitan Tuhan. Maka
bolehlah kita katakan bahwa wanita adalah saksi pertama kebangkitan Tuhan.
Yesus menyapa Maria Magdalena dengan kata Ibu. Sebuah sapaan yang begitu dalam
arti dan maknanya. Mengapa ia disapa sebagai Ibu? karena keteguhan dan kesungguhan kasih sayang Maria
Magdalena terhadap Tuhan Yesus, Ia tetap tinggal di kubur, setelah Petrus dan
Yohanes pergi, karena di sanalah Tuannya terbaring. Kesetiaannya inilah yang
membuatnya layak untuk disapa sebagai ibu. Di mana ada kasih yang sejati
terhadap Kristus, di situ ada kesetiaan yang teguh kepada-Nya, dan tekad hati
yang bulat untuk terus melekat kepada-Nya. Perempuan yang baik ini, meskipun
telah kehilangan Kristus, namun, daripada disangka meninggalkan Dia, ingin
tetap tinggal di samping kubur-Nya demi Dia, dan terus berada di dalam
kasih-Nya sekalipun ia telah kehilangan penghiburan dari kasih-Nya itu. Di mana
ada keinginan yang sungguh-sungguh untuk mengenal Kristus, di situ akan ada
penggunaan sarana pengetahuan secara terus-menerus pada hari yang ketiga Ia
akan membangkitkan kita. Dan kita akan mengetahui arti kebangkitan itu,
jika kita tetap ingin mengetahuinya, seperti yang diperbuat Maria di sini.
Ia tinggal di sana sambil
menangis, dan air mata ini berbicara dengan lantang akan kasih sayangnya
terhadap Tuannya. Orang-orang yang telah kehilangan Kristus mempunyai alasan
untuk menangis. Ia menangis bila mengingat penderitaan-penderitaan-Nya yang
begitu pahit. Ia menangis untuk kematian-Nya, dan untuk kehilangan yang
diderita olehnya, oleh teman-temannya, dan oleh bangsanya karena kematian-Nya
itu. Ia menangis bila membayangkan ia harus pulang tanpa-Nya, menangis karena
sekarang ia tidak mendapati mayat-Nya. Orang-orang yang mencari Kristus harus mencari-Nya dengan cemas, harus
menangis, bukan untuk Dia melainkan untuk diri mereka sendiri.
Sambil menangis ia menjenguk
ke dalam kubur itu, agar matanya dapat mempengaruhi hatinya. Ketika kita sedang
mencari sesuatu yang hilang, kita terus-menerus melihat kembali ke tempat kita
terakhir kali meninggalkan sesuatu yang hilang itu, dan berharap akan
menemukannya di sana. Ia akan mencari sebanyak
tujuh kali, tanpa mau tahu
kecuali bahwa pada akhirnya dia boleh mendapatkan sedikit banyak pengharapan. Kita
belajar bahwa tangisan tidak boleh menghalang-halangi pencarian. Meskipun ia
menangis, ia menjenguk ke
dalam kubur karena orang-orang akan menemukan apa yang mereka cari adalah
mereka yang mencari dengan tulus, yang mencari dengan cucuran air mata.
Ibu, mengapa engkau menangis
sedangkan engkau mempunyai alasan untuk bersukacita?" Kebanyakan
banjir air mata kita akanmengering apabila kita melakukan
penyelidikan seperti ini, yaitu mencari tahu apa yang menjadi sumbernya. Mengapa
engkau tertekan?
Pertanyaan itu dirancang untuk menunjukkan
betapa besarnya kepedulian para malaikat terhadap dukacita orang-orang kudus,
karena malaikat-malaikat itu ditugasi untuk memberikan penghiburan kepada
mereka. Pertanyaan itu hanya sebagai kesempatan untuk memberi tahu dia apa yang
akan mengubah ratapannya menjadi nyanyian, yang akan membuka kain
kabungnya, dan mengikat pinggangnya dengan sukacita.
Orang-orang yang memiliki kasih sayang
sejati terhadap Kristus pasti merasakan penderitaan yang sangat besar apabila
mereka kehilangan tanda-tanda penghiburan dari kasih-Nya di dalam jiwa mereka. Pencarian
Maria Magdalena tidak terganggu oleh penglihatan yang mengejutkan itu, dan juga
tidak merasa puas dengan kehormatan yang diperolehnya dengan penglihatan itu.
Sebaliknya, tetap saja dia mengalunkan lagu yang sama: "Tuhanku telah
diambil orang." Penglihatan akan para malaikat dan senyuman mereka
tidak akan cukup tanpa penglihatan akan Kristus dan senyuman Allah di dalam
Dia. Bahkan, penglihatan akan para malaikat itu justru lebih membuat dia terus
bertanya-tanya tentang Kristus. Semua makhluk, bahkan yang paling istimewa dan
yang paling kita sayangi pun, harus dipakai sebagai sarana, tetapi hanya
sebagai sarana, untuk membuat kita lebih mengenal Allah di dalam Kristus. Para
malaikat bertanya kepadanya, "Mengapa engkau menangis?""Aku
mempunyai cukup alasan untuk menangis," katanya, "karena Tuhanku
telah diambil orang, Siapa yang akan memulihkan semangat yang patahseperti
ini?
Penampakan Kristus kepadanya ketika dia
sedang berbicara dengan malaikat-malaikat itu, dan sedang memberitahukan kepada
mereka permasalahannya. Sebelum mereka memberinya jawaban, Kristus sendiri
turun tangan, untuk memuaskan pencariannya. Tidak ada yang lain kecuali Dia
sendiri yang dapat membimbing kita kepada-Nya. Maria dengan senang hati ingin
mengetahui di mana Tuannya, dan lihatlah, Tuhan berada di sebelah kanannya.
Ibu, mengapa engkau menangis? DIA selalu
ada di samping kananmu!
Dalam doaku ini ya Tuhan, hambamu hany mengharapkan agar Ibu menerima seluruh berkah dan rahmatmu.
BalasHapusBerikanlah ia kesehatan ya Tuhan, agar ia bisa terus tersenyum menikmati hidup
Berikanlah ia keselamatanMu ya Tuhan, agar ia senantiasa selamat
Berikanlah ia keberuntungan dalam hidup ini ya Tuhan, agar ia bisa menjalani hidup ini dengan senang
Berikanlah ia kekuatan ya Tuhan, agar ia tetap tegar menghadapi s’gala cobaan
Berikanlah ia kebahagiaan ya Tuhan, agar ia merasakan arti kehidupan ini
Berikanlah ia kesabaran ya Tuhan, agar dapat bertahan menghadapi emosi ya Tuhan
Berikanlah ia pengharapan ya Tuhan, agar ia bisa tak berhenti menggapai yang ia mau
Berikanlah ia kemudahan ya Tuhan, agar ia dapat meraih sesuatu tnpa kesusahan
Ya Tuhan, jangan Engkau jauhkan Ibu dari hidupku ini ya Tuhan.
HambaMu ini tak sanggup berpisah dengan Ibu yang aku sayangi ini ya Tuhan.
Tanpanya hidupku ini tak terasa apa-apa lagi, serasa tak berarti.
Jangan renggut Ibu, tetapi selamatkanlah Ibu ya Tuhan.
Doa hambaMu ini dengan tulus dari hati yang terdalam walau tak bisa diungkap seccara langsung pada Ibu ya Tuhan.
Semoga Ibu mengerti betapa pedulinya aku, betapa aku menyayanginya juga ya Tuhan.
Kabulkanlah doaku kali ini ya Tuhan, doa kecil yang tak berarti dibanding s’gala jasanya didunia ini ya Tuhan.
AMIINN………………………….
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus