Kamis, 23 Juli 2015

Bacaan Injil dan Renungan, Matius 13:18-23, Jumat, 24 Juli 2015

Mat 13:18
Karena itu, dengarlah arti perumpamaan penabur itu.
Mat 13:19
Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan.
Mat 13:20
Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira.
Mat 13:21
Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad.
Mat 13:22
Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.
Mat 13:23
Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat."

MENJADI TANAH YANG BAIK
Banyak kali kita mendengar ungkapan iman “tempelan” atau iman “KTP”, iman “napas” (natal – paskah). Ungkapan-ungkapan ini mau menggambarkan kehidupan iman seseorang. Mendengar atau membaca ungkapan-ungkapan ini tentu kita sudah bisa membayangkan makna dan artinya.
Bacaan Injil yang kita renungkan bersama pada hari ini menampilkan ungkapan-ungkapan di atas dalam bahasa yang lebih mendalam dan menyentuh. Penginjil Matius dalam warta sabdanya ini menampilkan perumpamaan Yesus tentang penabur dan jenis-jenis tanah tempat benih itu jatuh. Ada tanah di pinggir jalan, ada tanah yang berbatu-batu, ada tanah yang penuh dengan semak berduri dan ada tanah yang baik. Sebagian jatuh di tanah yang baik, dan sayang sekali bahwa benih yang baik ini tidak selalu jatuh ke tanah yang baik. Begitulah gambaran orang-orang yang mendengar firman itu dan mengerti. Perhatikanlah, walaupun ada banyak orang menerima anugerah Allah dan firman-Nya secara sia-sia, namun Allah masih mempunyai sisa-sisa umat-Nya yang menerima benih itu dan berbuah, sebab firman Allah tidak akan kembali kepada-Nya dengan sia-sia.
Hal yang membedakan tanah yang baik ini dengan jenis tanah lainnya hanyalah satu kata, yaitu berbuah. Seorang penabur ketika menaburkan benih pasti yang diharapkan adalah hasil dari benih itu. Bila tanpa hasil maka benih yang ditaburkan itu menjadi sia-sia. Hal inilah yang membedakan mana murid yang sejati dan mana yang bukan yaitu bahwa mereka berbuah banyak dan dengan demikian layak untuk disebut pengikut Kristus yang sejati. Yang menarik adalah bahwa Yesus berkata bahwa tanah yang baik tidak mendapatkan hambatan untuk berbuah. Mengapa? karena tanah itu sudah disiapkan dengan baik untuk menyimpan benih itu dalam kandungannya dan kemudian bertumbuh lalu menghasilkan buah.
Iman yang sejati adalah iman yang menghasilkan buah. Menghasilkan buah berarti siap untuk berbagi dengan yang lainnya, karena tidak mungkin buah itu hanya ada untuk diri sendiri. Bagaimana caranya agar benih itu terus bertumbuh dan berbuah? Gemburkanlah selalu ladang hati kita dengan kehidupan doa yang baik, siramilah selalu dengan sabda Tuhan, singkirkanlah penghalang-penghalang yang memperlambat pertumbuhan benih. Mari kita menjadi tanah yang baik bagi benih Sabda Tuhan dan terus berbuah dalam kelimpahan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar