Kamis, 30 Juli 2015

BACAAN INJIL DAN RENUNGAN: MATIUS 13:54-58, PESTA ST. IGNATIUS DARI LOYOLA, JUMAT, 31 JULI 2015

Mat 13:54
Setibanya di tempat asal-Nya, Yesus mengajar orang-orang di situ di rumah ibadat mereka. Maka takjublah mereka dan berkata: "Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu dan kuasa untuk mengadakan mujizat-mujizat itu?
Mat 13:55
Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas?
Mat 13:56
Dan bukankah saudara-saudara-Nya perempuan semuanya ada bersama kita? Jadi dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?"
Mat 13:57
Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya."
Mat 13:58
Dan karena ketidakpercayaan mereka, tidak banyak mujizat diadakan-Nya di situ.

MEMBUKA HATI UNTUK YESUS
Injil yang kita renungkan bersama pada hari ini mengisahkan tentang Yesus yang “mudik” ke Nazareth. Namun ternyata reaksi orang-orang Nazaret terhadap Yesus justru berupa sebuah penolakan. Yesus ditolak oleh orang-orang sekampung halaman-Nya. Bukankah sebaliknya mereka harus berbangga karena seorang nabi dan Mesias justru dibesarkan di kota mereka, mereka itu orang-orang sekampung halaman-Nya yang mestinya mengenal dengan baik Yesus selama ini. Mereka mestinya menjadi orang-orang yang akan mendukung karya Yesus. Bukankah biasanya warga desa atau kota tempat seorang tokoh berasal akan mendukung habis-habisan apabila tokoh tersebut sedang ikut berlomba atau bertanding di suatu turnamen atau apa? Ingat saja contoh bagaimana warga kota mendukung putra atau putrinya yang sedang ikut Indonesian idol. Pada kasus di Nazaret lain. Ternyata orang-orang Nazaret menolak Yesus. Bagaimana pula perasaan Ibu Maria ketika menyaksikan Yesus yang diusir dan bahkan mau dibunuh itu? Kiranya juga tidak sedikit orang yang menyimpan kekaguman kepada Yesus. Namun kini mereka harus menyaksikan sendiri hal yang amat menyakitkan dari seorang warga dari kampung Nazaret: diusir dan bahkan diancam untuk dibunuh! Bisa dibayangkan betapa Bunda Maria, saudara-saudari Yesus, dan para pengagum-Nya tentu sedih bukan main.? Yesus seakan-akan gagal dalam pewartaan di kampung halaman-Nya. Yesus heran dengan sikap penolakan dan ketidakpercayaan orang-orang sekampungnya. Pertanyaannya: mengapa Yesus ditolak oleh orang-orang sekampung halaman-Nya, Nazaret? Penginjil matius memberikan kepada kita sebuah alasan yaitu karena Yesus hanya seorang anak tukang kayu yang sederhana, anak dari seorang wanita yang sederhana, bagaimana mungkin memperoleh kebijaksanaan yang luar biasa itu?
Maksud dari penginjil Matius menampilkan alasan ini karena mau menyampaikan pesan kepada kita, betapa Yesus menghayati suatu syarat yang paling pokok menjalankan suatu karya pelayanan yaitu kemerdekaan batin atau kebebasan hati. Dalam diri Yesus terpancarlah suatu kemerdekaan batin yang luar biasa. Ia bisa bicara, mengajar dan berbuat dengan bebas sesuai dengan kebenaran yang harus Ia wartakan, yakni Kerajaan Allah. Yesus tidak ambil pusing dengan reaksi dan tanggapan orang. Yesus tidak mencari popularitas atau penggemar. Yesus tidak ambil peduli terhadap pencemaran nama baik-Nya. Ia tidak peduli dengan reaksi orang: menjadi suka atau mengagumi atau sebaliknya marah atau bahkan membenci-Nya. Pada saat berkarya itu, Yesus tidak memilih apa yang menguntungkan posisi-Nya atau apa yang memberikan keuntungan macam-macam hal untuk diri-Nya, entah keuntungan sosial, ekonomis, politis, ataupun psikologis. Yesus hadir dan tampil sesuai dengan tugas yang diberikan Bapa-Nya. Ia berkarya siang dan malam untuk mewartakan dan menghadirkan Kerajaan Allah di tengah bangsa-Nya. Di situ Yesus bersikap merdeka atau lepas bebas. Dia lepas bebas dan tidak ambil pusing dengan soal kesuksesan, ketenaran, nama baik, harga diri, kehormatan, dan tetek bengek lain yang biasa dicari orang dunia ini.
Pertanyaan refleksi untuk saya anda dan saudara sekalian? sudah berapa kali kita menolak Yesus dalam hidup dan diri kita, dalam pengalaman2 hidup kita? Banyak pengalaman menunjukkan bahwa Yesus banyak kali ditolak atau dengan kata yang agak lebih kasar, Yesus banyak kali digadaikan dan dijual hanya karena cinta, hanya karena jabatan, hanya karena uang dan alasan-alasan lainnya. Bisa kita bayangkan bagaimana perasaan Yesus ketika kita memperlakukannya demikian? tentu Yesus sedih dan kecewa. Dalam relasi horisontal antara kita dan sesama kita, mungkin banyak kali kita pun menolak Yesus yang hadir dalam diri sesama kita alasannya karena kita lebih cenderung untuk menilai seseorang dari tampilan fisik, apa yang dikenakannya, apa yang dipakainya, dan dari keluarga mana orang itu berasal, latar belakang pendidikan dan lain sebagainya. Ingat bahwa Yesus ditolak di Nazareth hanya karena orang tuanya adalah orang yang sederhana, hanyalah seorang anak tukang kayu dan ibu rumah tangga sederhana.
Melalui kisah injil yang kita renungkan bersama ini, mari kita membuka pintu hati kita lebar-lebar agar Yesus berdiam selamanya di hati dan hidup kita. Kita memperlakukan sesama kita dengan sewajarnya dengan keyakinan bahwa ada wajah Tuhan yang tersamar dalam diri sesama kita. Dengan semuanya itu bolehlah kita berseru, Yesus aku mencintaiMu dengan sungguh, amin.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar