Mat 13:54
|
Setibanya di tempat asal-Nya, Yesus mengajar
orang-orang di situ di rumah ibadat mereka. Maka takjublah mereka dan
berkata: "Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu dan kuasa untuk mengadakan
mujizat-mujizat itu?
|
Mat 13:55
|
Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya
bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas?
|
Mat 13:56
|
Dan bukankah saudara-saudara-Nya perempuan semuanya
ada bersama kita? Jadi dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?"
|
Mat 13:57
|
Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus
berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di
tempat asalnya sendiri dan di rumahnya."
|
Mat 13:58
|
Dan karena ketidakpercayaan mereka, tidak banyak
mujizat diadakan-Nya di situ.
|
MEMBUKA HATI UNTUK YESUS
Injil yang kita renungkan bersama
pada hari ini mengisahkan tentang Yesus yang “mudik” ke Nazareth. Namun
ternyata reaksi orang-orang Nazaret terhadap Yesus justru berupa sebuah
penolakan. Yesus ditolak oleh orang-orang sekampung halaman-Nya. Bukankah sebaliknya
mereka harus berbangga karena seorang nabi dan Mesias justru dibesarkan di kota
mereka, mereka itu orang-orang sekampung halaman-Nya yang mestinya mengenal
dengan baik Yesus selama ini. Mereka mestinya menjadi orang-orang yang akan
mendukung karya Yesus. Bukankah biasanya warga desa atau kota tempat seorang
tokoh berasal akan mendukung habis-habisan apabila tokoh tersebut sedang ikut
berlomba atau bertanding di suatu turnamen atau apa? Ingat saja contoh
bagaimana warga kota mendukung putra atau putrinya yang sedang ikut Indonesian
idol. Pada kasus di Nazaret lain. Ternyata orang-orang Nazaret menolak
Yesus. Bagaimana pula perasaan Ibu Maria ketika menyaksikan Yesus yang diusir
dan bahkan mau dibunuh itu? Kiranya juga tidak sedikit orang yang menyimpan
kekaguman kepada Yesus. Namun kini mereka harus menyaksikan sendiri hal yang
amat menyakitkan dari seorang warga dari kampung Nazaret: diusir dan bahkan
diancam untuk dibunuh! Bisa dibayangkan betapa Bunda Maria, saudara-saudari
Yesus, dan para pengagum-Nya tentu sedih bukan main.? Yesus seakan-akan gagal dalam pewartaan di
kampung halaman-Nya. Yesus heran dengan sikap penolakan dan
ketidakpercayaan orang-orang sekampungnya. Pertanyaannya: mengapa Yesus ditolak
oleh orang-orang sekampung halaman-Nya, Nazaret? Penginjil matius memberikan
kepada kita sebuah alasan yaitu karena Yesus hanya seorang anak tukang kayu
yang sederhana, anak dari seorang wanita yang sederhana, bagaimana mungkin
memperoleh kebijaksanaan yang luar biasa itu?
Maksud dari penginjil Matius menampilkan
alasan ini karena mau menyampaikan pesan kepada kita, betapa Yesus menghayati
suatu syarat yang paling pokok menjalankan suatu karya pelayanan yaitu
kemerdekaan batin atau kebebasan hati. Dalam diri Yesus terpancarlah suatu
kemerdekaan batin yang luar biasa. Ia bisa bicara, mengajar dan berbuat dengan bebas sesuai dengan kebenaran yang harus Ia
wartakan, yakni Kerajaan Allah. Yesus tidak ambil pusing dengan reaksi dan
tanggapan orang. Yesus tidak mencari popularitas atau penggemar. Yesus tidak
ambil peduli terhadap pencemaran nama baik-Nya. Ia tidak peduli dengan reaksi
orang: menjadi suka atau mengagumi atau sebaliknya marah atau bahkan
membenci-Nya. Pada saat berkarya itu, Yesus tidak memilih apa yang
menguntungkan posisi-Nya atau apa yang memberikan keuntungan macam-macam hal
untuk diri-Nya, entah keuntungan sosial, ekonomis, politis, ataupun psikologis.
Yesus hadir dan tampil sesuai dengan tugas yang diberikan Bapa-Nya. Ia berkarya
siang dan malam untuk mewartakan dan menghadirkan Kerajaan Allah di tengah
bangsa-Nya. Di situ Yesus bersikap merdeka atau lepas bebas. Dia lepas bebas
dan tidak ambil pusing dengan soal kesuksesan, ketenaran, nama baik, harga
diri, kehormatan, dan tetek bengek lain yang biasa dicari orang dunia ini.
Pertanyaan refleksi untuk saya anda
dan saudara sekalian? sudah berapa kali kita menolak Yesus dalam hidup dan diri
kita, dalam pengalaman2 hidup kita? Banyak pengalaman menunjukkan bahwa Yesus
banyak kali ditolak atau dengan kata yang agak lebih kasar, Yesus banyak kali
digadaikan dan dijual hanya karena cinta, hanya karena jabatan, hanya karena
uang dan alasan-alasan lainnya. Bisa kita bayangkan bagaimana perasaan Yesus
ketika kita memperlakukannya demikian? tentu Yesus sedih dan kecewa. Dalam
relasi horisontal antara kita dan sesama kita, mungkin banyak kali kita pun
menolak Yesus yang hadir dalam diri sesama kita alasannya karena kita lebih
cenderung untuk menilai seseorang dari tampilan fisik, apa yang dikenakannya,
apa yang dipakainya, dan dari keluarga mana orang itu berasal, latar belakang
pendidikan dan lain sebagainya. Ingat bahwa Yesus ditolak di Nazareth hanya
karena orang tuanya adalah orang yang sederhana, hanyalah seorang anak tukang
kayu dan ibu rumah tangga sederhana.
Melalui kisah injil yang kita
renungkan bersama ini, mari kita membuka pintu hati kita lebar-lebar agar Yesus
berdiam selamanya di hati dan hidup kita. Kita memperlakukan sesama kita dengan
sewajarnya dengan keyakinan bahwa ada wajah Tuhan yang tersamar dalam diri
sesama kita. Dengan semuanya itu bolehlah kita berseru, Yesus aku mencintaiMu
dengan sungguh, amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar