Kamis, 03 September 2015

BACAAN INJIL DAN RENUNGAN: LUKAS 5:35-39. JUMAT, 4 SEPTEMBER 2015

Luk 5:33Orang-orang Farisi itu berkata pula kepada Yesus: "Murid-murid Yohanes sering berpuasa dan sembahyang, demikian juga murid-murid orang Farisi, tetapi murid-murid-Mu makan dan minum."

Luk 5:34Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat mempelai laki-laki disuruh berpuasa, sedang mempelai itu bersama mereka?

Luk 5:35Tetapi akan datang waktunya, apabila mempelai itu diambil dari mereka, pada waktu itulah mereka akan berpuasa."

Luk 5:36Ia mengatakan juga suatu perumpamaan kepada mereka: "Tidak seorangpun mengoyakkan secarik kain dari baju yang baru untuk menambalkannya pada baju yang tua. Jika demikian, yang baru itu juga akan koyak dan pada yang tua itu tidak akan cocok kain penambal yang dikoyakkan dari yang baru itu.

Luk 5:37Demikian juga tidak seorangpun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian, anggur yang baru itu akan mengoyakkan kantong itu dan anggur itu akan terbuang dan kantong itupun hancur.

Luk 5:38Tetapi anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula.

Luk 5:39Dan tidak seorangpun yang telah minum anggur tua ingin minum anggur yang baru, sebab ia akan berkata: Anggur yang tua itu baik."


PUASA: BERGERAK MENUJU HIDUP BARU
Bagi kita orang Kristiani, puasa artinya adalah tanda pertobatan, tanda penyangkalan diri, dan tanda kita mempersatukan sedikit pengorbanan kita dengan pengorbanan Yesus di kayu salib sebagai silih dosa kita dan demi mendoakan keselamatan dunia. Jadi puasa dan pantang bagi kita tak pernah terlepas dari doa. Dengan demikian, pantang dan puasa bagi kita orang Katolik merupakan latihan rohani yang mendekatkan diri pada Tuhan dan sesama, dan bukan untuk hal lain. Dengan mendekatkan dan menyatukan diri dengan Tuhan, maka kehendak-Nya menjadi kehendak kita. Dan karena kehendak Tuhan yang terutama adalah keselamatan dunia, maka melalui puasa dan pantang, kita diundang Tuhan untuk mengambil bagian dalam karya penyelamatan dunia,dengan cara yang paling sederhana, yaitu berdoa dan menyatukan pengorbanan kita dengan pengorbanan Yesus di kayu salib.
Bacaan injil pada hari ini berbicara tentang puasa. Ada dua hal yang ditonjolkan oleh penginjil Lukas bagi kita yaitu kain yang baru dan kantong kulit yang baru. Kantong kulit yang baru diperlukan karena kantong itu bebas dari semua bekas unsur fermentasi, mis. sel-sel ragi yang sudah matang. Apabila sari buah anggur yang baru dimasukkan ke dalam kantong kulit yang lama, maka sari buah itu akan lebih cepat meragi karena sudah ada sel-sel ragi di dalam kantong kulit yang lama itu. Fermentasi yang terjadi dengan demikian akan merusak baik sari anggur yang baru maupun kantong kulitnya (yang akan pecah karena tekanan proses peragian). Untuk menjaga agar sari buah anggur "tetap manis", maka sari buah tersebut harus dimasukkan ke dalam suatu wadah baru yang tertutup rapat-rapat. Demikian pun kain yang baru, akan menjadi cocok dan indah bila tidak ditambalkan ke kain yang usang. 

Demikian pun apa yang ditekan oleh Yesus tentang puasa melalui dua analogi tadi. Puasa berarti berani untuk hidup baru yang awali dari sebuah pertobatan. Puasa akan menjadi sia-sia bila cara hidup yang lama masih kita pertahankan. Yesus mengajak kita untuk berpikir visioner, melihat dan membaharui diri melalui pantang dan puasa. Puasa dan pantang yang kita lakukan hendaknya memampukan kita untuk hidup baru. dan selain itu Puasa hendaknya menghasilkan buah-buah yang manis yaitu pembaharuan diri melalui pertobatan, kehidupan doa yang tulus, berbagi dengan sesama. Bila ini belum dilakukan maka itu ibaratnya anggur yang baru disimpan dalam kantong yang lama, akan merusak kantong itu sendiri, akan merusak kehidupan itu sendiri.