Minggu, 12 Juli 2015

Bacaan Injil dan Renungan, Matius 10:34-42; Senin, 13 Juli 2015

Mat 10:34
"Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.
Mat 10:35
Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya,
Mat 10:36
dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.
Mat 10:37
Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.
Mat 10:38
Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.
Mat 10:39
Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
Mat 10:40
Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku.
Mat 10:41
Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar.
Mat 10:42
Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir sajapun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya."

LAKUKANLAH HAL YANG KECIL DENGAN CINTA YANG BESAR

Injil yang akan kita renungkan bersama ini sungguh sangat mendalam pengajarannya untuk kita sekalian. Yang mau untuk kita renungkan adalah kata-kata Yesus pada ayat yang terakhir, “Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir sajapun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya." Kebaikan yang dilakukan meskipun kecil sifatnya, karena kita tidak mampu melakukan sesuatu yang lebih, lakukan saja bila ada kesempatan, dan itu akan diterima, sekalipun hanya memberi air sejuk secangkir saja kepada salah seorang yang kecil ini. Pada sisi yang lain, Yesus juga mau mengajarkan kepada kita bahwa ada wajah Tuhan yang tersamar dalam diri orang yang kecil, hina dan tak berdaya. Betapa luar biasanya hal yang kecil itu sampai secangkir air sejuk pun merupakan pertolongan yang sangat besar. Perhatikanlah, kebaikan yang ditunjukkan orang-orang kecil ini dihargai menurut ukuran Kristus, bukan menurut harga pemberian itu, melainkan menurut kasih dan perasaan si pemberi. Kita bisa membandingkannya dengan kisah tentang janda miskin yang dipuji oleh Yesus karena memberi dari kekurangannya. Dengan demikian, berdasarkan ukuran seperti ini, maka uang si janda miskin yang sangat sedikit itu bukan saja dipandang berlaku, tetapi juga bernilai tinggi. Jadi, orang yang benar-benar kaya dalam anugerah juga bisa kaya dalam perbuatan baik, meskipun mereka miskin dalam dunia. Kebaikan terhadap sesama yang sama halnya dengan mengumpulkan poin untuk kehidupan di akhirat. Seorang nabi harus disambut sebagai nabiseorang benar sebagaiorang benar, dan salah seorang kecil ini sebagai seorang murid, bukan karena mereka orang terpelajar atau cerdas, juga bukan karena mereka saudara atau tetangga kita, melainkan karena mereka orang benar, yang karena demikian membawa wajah Kristus. Mereka juga harus disambut karena mereka adalah nabi dan murid, yang diutus demikian untuk melakukan pesan Kristus. Kepedulian yang dilandasi rasa percaya kepada Kristuslah yang membuat kebaikan yang diberikan kepada sesama memiliki suatu nilai yang berharga. Kristus sendiri tidak akan menunjukkan perhatian-Nya terhadap suatu perkara jika kita tidak terlebih dulu mengajak-Nya untuk memperhatikan perkara itu. 
Ut tibi debeam aliquid pro eo quod præstas, debes non tantum mihi præstare, sed tanquam mihi -- "Jika kamu ingin agar aku merasa memiliki kewajiban terhadapmu atas pelayanan apa saja yang kamu lakukan, maka kamu bukan hanya harus melaksanakan pelayanan itu, melainkan juga harus meyakinkan aku bahwa kamu melakukannya demi aku".
Lakukanlah hal yang kecil dengan cinta yang besar! Maka kebaikan Tuhan akan selalu mengalir dalam hidup kita.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar