Minggu, 26 Juli 2015

Bacaan Injil dan Renungan: Matius 13:31-35, Senin, 27 Juli 2015

Mat 13:31
Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya.
Mat 13:32
Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya."
Mat 13:33
Dan Ia menceriterakan perumpamaan ini juga kepada mereka: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya."
Mat 13:34
Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan tanpa perumpamaan suatupun tidak disampaikan-Nya kepada mereka,
Mat 13:35
supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi: "Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan, Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan."

YANG TERKECIL DAN YANG TERUS BERTUMBUH
Kepada kita hari ini Yesus menampilkan sebuah perumpamaan tentang Kerajaan Allah. Biji Sesawi diangkat untuk menggambarkan hal Kerajaan Sorga. Biji Seswai yang sehalus pasir merupakan benih yang sangat halus dan kecil. Mengapa harus Biji Sesawi dan bukan jenis tumbuhan yang lain? Bukankah masih banyak jenis tumbuhan lain yang jauh lebih bagus dari sesawi? Yesus memiliki maksud tertentu. Maksud perumpamaan ini adalah untuk menunjukkan bahwa Injil itu pada mulanya sangat kecil, namun pada akhirnya akan bertumbuh dan menjadi sangat besar. Seperti itulah Kerajaan Allah di tengah-tengah kita, akan didirikan di dunia. Seperti ini pulalah pekerjaan anugerah di dalam hati, yaitu Kerajaan Allah dalam diri kita, akan bekerja dalam pribadi-pribadi tertentu, kecil dan halus hingga pribadi itu pun tidak menyadarinya.
Pertumbuhan anugerah Allah dalam diri mulanya sangat lemah dan sangat kecil seperti biji sesawi, yang paling kecil dari segala jenis benih. Kerajaan Allah yang pada saat itu sedang didirikan hanyalah merupakan sebuah sosok kecil. Kristus dan para rasul, jika dibandingkan dengan para pembesar dunia, tampak seperti biji sesawi, yang lemah di dunia ini. Para Rasul yang umumnya orang-orang sederhana, para nelayan kecil justru menjadi dasar bagi pertumbuhan Gereja. Orang-orang yang baru percaya adalah seperti anak-anak domba yang harus dibawa dalam pangkuan-Nya. Mereka mempunyai sedikit iman, namun masih banyak terdapat kekurangan di dalamnya, dan mereka mempunyai keluhan-keluhan yang tidak terucapkan, karena begitu kecilnya. Mereka mempunyai keyakinan mengenai kehidupan rohani dan mereka hidup menurutnya, namun hampir tidak terlihat karena terlalu sedikit.
Walaupun demikian, benih itu bertumbuh dan semakin tampak. Kerajaan Kristus secara ajaib maju. Orang-orang dengan mudah memasukinya, dan bangsa-bangsa pun terlahir seketika, kendati dengan segala perlawanan yang dijumpainya. Dalam jiwa yang mempunyai anugerah sejati, kerajaan itu akan benar-benar bertumbuh, walaupun mungkin tidak terasa. Biji sesawi itu kecil, tetapi bagaimanapun juga biji itu adalah benih yang mempunyai daya untuk bertumbuh. Anugerah akan menancapkan akarnya pada tanah dan semakin bercahaya dan bercahaya. Kebiasaan-kebiasaan mulia semakin diperkuat, perbuatan-perbuatan yang benar semakin dipergiat, pengetahuan semakin diperjelas, iman semakin diteguhkan, dan kasih semakin dikobarkan; itulah tandanya benih sedang bertumbuh. Benih itu pada akhirnya bertumbuh menjadi sangat kuat dan berguna. Apabila sudah tumbuh dalam kematangan, biji itu akan menjadi pohon, Gereja itu seperti pohon yang besar, yang dijadikan sarang bagi burung-burung. Umat Allah datang kepadanya untuk mendapat makanan dan beristirahat, berteduh dan berlindung. Prinsip anugerah dalam diri sebagian orang, bila mereka sungguh memilikinya, akan bertahan dan disempurnakan pada akhirnya. Anugerah yang bertumbuh akan menjadi anugerah yang kuat dan akan membawa banyak buah. Orang-orang Kristen yang bertumbuh harus memiliki keinginan untuk menjadi berguna bagi orang lain, seperti halnya biji sesawi yang bertumbuh bagi burung-burung di udara, sehingga orang-orang yang tinggal di dekat atau di bawah bayangan mereka akan dibuat menjadi lebih baik.
Allah menggunakan diri kita untuk menyebarluaskan kabar gembira tentang Kerajaan Allah di dunia ini. Meskipun kita bagai bejana tanah liat, meskipun kita kecil seperti biji sesawi tetapi melalui diri kita, Allah menunjukkan keagunganNya. Apa yang harus kita buat? membiarkan diri diatur “sesuka hati” Allah, karena segala sesuatu pasti akan indah pada waktunya dan baik pada saatnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar