Jumat, 10 Juli 2015

Bacaan Injil dan Renungan: Matius 10:24-33, Sabtu, 11 Juli 2015

Mat 10:24
Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, atau seorang hamba dari pada tuannya.
Mat 10:25
Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya dan bagi seorang hamba jika ia menjadi sama seperti tuannya. Jika tuan rumah disebut Beelzebul, apalagi seisi rumahnya.
Mat 10:26
Jadi janganlah kamu takut terhadap mereka, karena tidak ada sesuatupun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui.
Mat 10:27
Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah itu dalam terang; dan apa yang dibisikkan ke telingamu, beritakanlah itu dari atas atap rumah.
Mat 10:28
Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.
Mat 10:29
Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu.
Mat 10:30
Dan kamu, rambut kepalamupun terhitung semuanya.
Mat 10:31
Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.
Mat 10:32
Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga.
Mat 10:33
Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga."

RENUNGAN
Kisah Injil yang kita renungkan ini merupakan kelanjutan dari kisah injil kemarin. Dalam kisah injil hari ini, penginjil Matius masih menggambarkan ajaran Yesus tentang kebahagiaan dalam setiap penderitaan. Seberat apa pun masalah yang dihadapi murid-murid Kristus, semuanya itu tidaklah melebihi apa yang sudah dihadapi Kristus. Seorang murid tidak lebih daripada gurunya. Kita juga melihat perkataan ini dijadikan alasan mengapa mereka harus bersedia melakukan pekerjaan yang paling hina sekalipun, bahkan untuk saling membasuh kaki mereka. Di sini perkataan tersebut diberikan sebagai alasan mengapa mereka tidak boleh menyerah di dalam penderitaan yang paling berat sekalipun. Mereka diingatkan akan perkataan ini sebuah ungkapan peribahasa, bahwa seorang hamba tidaklah lebih dari tuannya, karena itu, seorang hamba janganlah mengharapkan yang lebih baik daripada tuannya.
Allah di dalam pemeliharaan-Nya memperhatikan secara khusus setiap orang di dalam penderitaan-penderitaannya. Alam sendiri mengajarkan hal ini kepada kita, dan ini sangat menghibur bagi umat manusia, terutama bagi semua orang baik yang di dalam iman dapat memanggil Allah ini sebagai Bapa mereka, yang memelihara mereka dengan penuh kelembutan. Pertama, pemeliharaan ilahi yang secara umum meliputi seluruh makhluk hidup, bahkan yang paling kecil sekalipun seperti burung pipit. Begitu tidak berartinya hewan yang mungil ini sampai satu ekor saja tidak ada harganya. Harus ada dua ekor untuk bisa dijual seduit. Namun demikian burung-burung itu tidak luput dari pemeliharaan ilahi. Walaupun mereka hanya merupakan bagian yang begitu kecil saja dari ciptaan, namun bahkan kematian mereka pun tidak luput dari perhatian pemeliharaan Allah. Apalagi kematian murid-murid-Nya! Lihatlah, burung-burung yang melayang tinggi di atas,jatuh juga ke bumi ketika mati. Kematian membawa yang paling tinggi kembali ke bumi. Kedua, perhatian khusus yang diberikan Allah kepada murid-murid Kristus, terutama di dalam penderitaan-penderitaan mereka, rambut kepalamu pun terhitung semuanya. Ini adalah suatu ungkapan peribahasa yang menunjukkan betapa Allah sangat memerhatikan dan memedulikan umat-Nya, bahkan hal-hal yang kecil dan yang paling sedikit diperhatikan sekalipun. Mengenai hal ini, tidak perlulah kita bertanya-tanya mengenai kebenarannya, sebaliknya kita terdorong untuk hidup dengan terus bergantung pada pemeliharaan Allah yang meliputi segala kejadian. Pemeliharaan ilahi itu sama sekali tidak merendahkan kemuliaan yang tidak terbatas atau mengganggu ketenangan yang tidak terhingga dari Sang Akal Budi yang Kekal. Jika rambut manusia saja dihitung-Nya, apalagi kepala mereka. Terlebih lagi Ia akan mengurusi hidup mereka, kesejahteraan mereka, dan jiwa mereka. Ini menunjukkan bahwa Allah lebih memperhatikan mereka daripada mereka memperhatikan diri mereka sendiri. Orang biasanya cemas menghitung uang, barang mereka namun tidak pernah mau dengan teliti menghitung rambutnya, yang gugur dan hilang, dan mereka tidak pernah merasa kehilangan rambut mereka itu. Tetapi Allah menghitung rambutumat-Nya, dan tidak sehelai pun dari rambut kepala mereka akan hilang. Mereka tidak akan dibiarkan disakiti sedikit pun, kecuali atas pertimbangan yang matang.
Mengapa demikian? karena kita begitu berharga di mata Tuhan, siapapun dia!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar