Kamis, 09 Juli 2015

Bacaan Injil dan Renungan: Matius 10:16 - 23; Jumat, 10 Juli 2015

Mat 10:16
"Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.
Mat 10:17
Tetapi waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya.
Mat 10:18
Dan karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah.
Mat 10:19
Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga.
Mat 10:20
Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu.
Mat 10:21
Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah akan anaknya. Dan anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka.
Mat 10:22
Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.
Mat 10:23
Apabila mereka menganiaya kamu dalam kota yang satu, larilah ke kota yang lain; karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sebelum kamu selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang.

RENUNGAN
Penginjil Matius melalui warta sabdanya yang kita renungkan bersama pada hari ini mengisahkan tentang dua hal utama ini yaitu nubuat tentang penderitaan dan pesan-pesan berupa nasihat dan penghiburan untuk menghadapi penderitaan itu. Pada bagian awal kisah tadi, ada gambaran Yesus akan penderitaan-penderitaan yang akan dialami para murid Kristus. Mereka juga diberi petunjuk bagaimana harus menanggung penderitaan itu dan bagaimana terus bekerja di tengah-tengah penderitaan yang mereka alami. Yesus melihat jauh ke depan melebihi apa yang terjadi pada tugas murid-murid sekarang ini, karena kita tidak mendapati mereka menjumpai penderitaan atau penganiayaan-penganiayaan besar ketika Kristus masih bersama mereka, dan juga mereka tidak mampu menanggungnya dengan baik. Sebaliknya, di sini mereka diberi peringatan mengenai berbagai kesukaran yang akan mereka jumpai sesudah kebangkitan Kristus. Selama ini murid-murid hanya membayangkan kemegahan dan kekuasaan lahiriah, namun sekarang Kristus memberi tahu bahwa mereka harus berharap akan datangnya penderitaan-penderitaan yang lebih besar daripada yang sudah mereka alami selama ini, dan bahwa mereka akan diseret ke dalam penjara, walaupun sebenarnya mereka berharap akan dijadikan penguasa. Baik bagi kita untuk diberi tahu sebelumnya mengenai kesulitan-kesulitan yang akan kita jumpai, supaya kita bisa mempersiapkan diri untuk itu dan tidak menyombongkan diri seolah-olah kita sudah melepaskan kuk, padahal sebenarnya kita masih terbelit olehnya. Apa yang bisa diharapkan dari kawanan domba yang lemah, tidak berdaya, dan tidak terlindungi di tengah-tengah kawanan serigala buas, kecuali bahwa mereka akan merasa cemas dan dicabik-cabik? Orang-orang jahat itu seperti serigala, mereka selalu ingin memangsa dan menghancurkan. Umat Allah adalah seperti domba di antara mereka, yang mempunyai sifat dan keinginan yang berlawanan, dan menjadi mangsa yang empuk dan mudah bagi mereka. Kelihatannya Kristus tidak berbuat baik dengan menempatkan mereka ke dalam keadaan yang begitu membahayakan ini, padahal mereka sudah meninggalkan semuanya untuk mengikuti-Nya. Namun Ia tahu bahwa kemuliaan yang akan diberikan kepada domba-domba-Nya pada hari penghakiman nanti, ketika mereka akan duduk di sebelah kanan-Nya, merupakan imbalan yang pantas bagi segala penderitaan dan pelayanan mereka ini. Mereka seperti domba di tengah-tengah serigala, dan ini sungguh menakutkan; tetapi Kristuslah yang mengutus mereka, dan ini sungguh membuat mereka terhibur; karena Ia yang mengutus mereka pasti juga akan melindungi dan meneguhkan mereka. Tetapi agar mereka tahu hal terburuk apa yang harus mereka hadapi, Ia memberi tahu mereka secara khusus masalah-masalah apa yang harus mereka ketahui akan terjadi.

Pada bagian akhir kisah tadi digambarkan bahwa orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. Sangatlah menghibur dalam hal ini untuk mengetahui, pertama, bahwa akan ada akhir dari segala penderitaan ini. Penderitaan bisa saja berlangsung lama, namun tidak akan terus ada untuk selamanya. Kedua, bahwa walaupun berbagai kesukaran itu terus berdatangan, kita bisa menanggungnya. Seperti halnya masalah-masalah itu tidak akan ada untuk selamanya, demikian pula masalah-masalah itu bukan tidaktertahankan. Kita bisa menanggungnya, menanggungnya sampai pada kesudahan, karena kita akan ditopang di atas kesukaran itu, di dalam lengan-lengan yang kekal, Allah akan memberi kita kekuatan yang dibutuhkan  Ketiga, keselamatan merupakan upah kekal bagi mereka yang bertahan sampai pada kesudahannya. Badai topan dan cuaca buruk yang kita alami sekarang tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan kebahagiaan abadi yang akan kita nikmati pada saat kita pulang ke rumah Bapa. Iman akan mahkota kemuliaan telah menjadi penghibur dan kekuatan bagi orang-orang kudus yang menderita di segala zaman. Ini bukan hanya suatu dorongan bagi kita untuk bertahan, melainkan juga suatu ajakan agar kita bertahan sampai pada kesudahannya. Orang yang hanya bertahan sebentar saja dan dalam masa pencobaan menjadi murtad sudah berjuang dengan sia-sia dan juga akan kehilangan segala sesuatu yang telah mereka capai. Hanya orang yang bertahan sampai akhir sajalah yang pasti akan mendapat imbalan, dan hanya mereka saja. Setialah sampai mati, maka akan kita dapatkan mahkota kehidupan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar