Mat 10:7
|
Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah
dekat.
|
Mat 10:8
|
Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati;
tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan
cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.
|
Mat 10:9
|
Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga
dalam ikat pinggangmu.
|
Mat 10:10
|
Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan,
janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang
pekerja patut mendapat upahnya.
|
Mat 10:11
|
Apabila kamu masuk kota atau desa, carilah di situ
seorang yang layak dan tinggallah padanya sampai kamu berangkat.
|
Mat 10:12
|
Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada
mereka.
|
Mat 10:13
|
Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke
atasnya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu.
|
Mat 10:14
|
Dan apabila seorang tidak menerima kamu dan tidak
mendengar perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu dan
kebaskanlah debunya dari kakimu.
|
Mat 10:15
|
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya pada hari
penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya dari pada
kota itu."
|
Renungan:
Kisah Injil Matius yang akan kita
renungkan ini merupakan kelanjutan dari kisah panggilan dan perutusan dalam
bacaan kemarin. Setiap orang yang dipanggil harus siap untuk diutus. ada
beberapa hal menarik dalam wejangan perutusan oleh Yesus ini: berbagi rahmat,
tidak boleh membawa apapun juga, memberi salam.
Ketiga hal ini memiliki kaitan yang erat satu terhadap yang lainnya.
Yesus meminta para murid untuk berbagi berkat, berbagi rahmat yang telah mereka
peroleh. Rahmat yang Cuma-Cuma harus dibagi pula dengan Cuma-Cuma. Para murid
telah mengalami kelimpahan rahmat, kelimpahan suka cita ketika berada bersama
dengan Yesus. Sukacita itu yang hendaknya diwartakan, suka cita karena mereka membawa wajah Tuhan dan
menunjukkannya kepada orang lain,
sukacita karena para murid diijinkan untuk menjadi penyalur rahmat Tuhan.
itulah sebabnya Yesus minta untuk tidak membawa apapun juga dalam tugas
perutusan mereka. Tidak membawa apapun juga bisa dipahami sebagai bentuk
kepasrahan yang total kepada penyelenggaraan Ilahi dan lebih dari itu karena
rahmat dan berkat dari Tuhan melampaui apapun juga. rang yang berjalan dalam
rahmat dan berkat Tuhan pasti tidak mengalami kekurangan apapun juga. Yang
terpenting adalah orang mampu untuk bekerja sama dengan rahmat itu sendiri dan
bukan pribadi para murid yang hendak diwartakan tapi rahmat, belaskasih Tuhan itulah yang hendak diwartakan. Setiap
tawaran rahmat dari Tuhan yang mendapat tempat di hati orang tentu akan
mendatangkan damai dan damai itu akan senantiasa tinggal di dalam hati. Karena
damai itu bersumber dari rahmat Tuhan yang berlimpah.
Pertanyaan refleksi untuk kita
sekalian, apakah kehadiran kita sebagai seorang murid Kristus telah
menghadirkan damai untuk orang lain? Apakah kita telah menampakan wajah Tuhan
yang penuh berkat dan rahmat dalam sikap, dalam pelayanan, dalam keluarga dan
di mana saja kita berada?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar