Sabtu, 22 Agustus 2015

BACAAN INJIL DAN RENUNGAN: YOHANES 6:60-69. MINGGU BIASA KE XXI, MINGGU, 23 AGUSTUS 2015

Yoh 6:60Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?"

Yoh 6:61Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: "Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu?

Yoh 6:62Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada?

Yoh 6:63Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.

Yoh 6:64Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya." Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia.

Yoh 6:65Lalu Ia berkata: "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya."

Yoh 6:66Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.

Yoh 6:67Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: "Apakah kamu tidak mau pergi juga?"

Yoh 6:68Jawab Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal;

Yoh 6:69dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah."

TUHAN KEPADA SIAPA KAMI AKAN PERGI? ONLY YOU JESUS!
Sepanjang minggu-minggu kemarin, kita disuguhkan pengajaran Yesus tentang roti hidup. Akan tetapi kisah ini berakhir dengan nada yang sedih dan murung. Penginjil Yohanes menutup kisah ini dengan menulis ”Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.” Mereka mundur dan tidak lagi mau mengikut Yesus. Sebelumnya ke mana Yesus pergi, mereka selalu mengikutiNya, bahkan mencari Yesus sampai ketemu. Namun, agaknya sulit bagi mereka memahami kalimat-kalimat Yesus dan alasan terbesar ialah karena mereka merasa ditelanjangi  saat Yesus berkata perutlah alasan mereka mencari diri-Nya. Kemungkinan besar itulah yang membuat mereka kesal. Kalau cuma nggak ngerti, mereka bisa bertanya. Tetapi, hati kesal agaknya membuat mereka enggan bertanya lagi. Dan mundur adalah jalan yang mereka ambil. Namun, di tengah banyak murid yang mundur dan tidak mau mengikuti-Nya lagi, Yesus tidak berusaha menahan para murid yang masih setia.  Dia juga tidak membujuk mereka tetap tinggal. Sebaliknya, Yesus menantang mereka.  Yesus menghadapkan mereka pada pilihan: ikut Dia atau tidak. Apakah kamu tidak mau pergi juga?  Dalam kalimat tanya ini, Yesus menegaskan bahwa tak ada paksaan apa pun berkaitan dengan diri-Nya dan menganggap lumrah seandainya para murid tidak lagi mengikuti-Nya.  Yesus  seakan  memaklumi jika para murid itu pergi meninggalkan-Nya.
Apakah kamu tidak mau pergi juga?  Ada kata ”mau” yang diletakkan Guru dari Nazaret dalam kalimat ini.  Mengikut Yesus memang lebih berdasarkan kemauan ketimbang kemampuan intelektual seseorang.  Kemauanlah yang memampukan orang menjadi setia. Kemauanlah yang membuat para rasul untuk berdiri di samping Yesus dan menjanjikan kesetiaan mereka.
Dan itulah yang dinyatakan Petrus selaku wakil para murid.  Atas pertanyaan Yesus, Petrus menjawab dengan pertanyaan pula: ”Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi?”  Di sini Petrus malah menantang Yesus untuk menjawab pertanyaannya: ”Siapakah yang lebih layak diikuti ketimbang Engkau, Sang Guru dari Nazaret?”
Kalimat tanya Petrus bukan tanpa alasan.  Petrus menegaskan: ”Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.” Dan karena itu, Petrus memilih untuk tetap setia, tetap untuk  menjadi murid Yesus! Petrus bersama murid lainnya tidak mau meninggalkan Yesus karena mereka telah percaya dan mencintai Dia. Bagi mereka Yesus lebih dari segalanya. Oleh karena itu, ketika Yesus menantang mereka untuk meninggalkan Dia, Petrus menjawab: kepada siapakah kami akan pergi? Mereka sudah melihat Yesus dengan hati. Karena itu, sekalipun mereka dikecam mereka tidak mau meninggalkan Dia, walau dicobai mereka akan tetap setia pada-Nya. Yesus adalah hidup mereka. Perkataan-Nya adalah perkataan hidup kekal.
Sekarang, Yesus bertanya kepada kita : “Apakah kamu tidak mau pergi juga?” Pertanyaan itu dialamatkan kepada kita karena Yesus sendiri melihat bahwa dalam masa kini ada pengikut-Nya yang semula setia sekarang sudah tidak setia lagi. Tadinya sangat menghormati kebenaran, sekarang mudah saja merelatifkan kebenaran. Sebelumnya, mau hidup mempertahankan iman, sekarang lebih baik meninggalkan iman daripada tidak punya pangkat dan jabatan atau tidak punya banyak uang.Selama ini aktif dalam kegiatan menolong sesama, terutama orang-orang miskin, sekarang ternyata lebih mudah menindas daripada menolong sesama.Dengan sikap itu ada orang pelan-pelan mulai menjauh dari Yesus, tidak mau lagi mendekatkan diri di mana Sabda Tuhan diwartakan. Orang-orang itu hanya melihat Yesus dalam  takaran apa yang bisa dilihat mata bukan dengan hati lagi.Kalaupun kadang-kadang masih di dengar kata-kata-Nya tetapi hanya di dengar dengan telinga, tidak meresap sampai di hati.
Apakah kamu mau meninggalkan aku juga? Tuhan kepada siapa kami akan pergi, hanya Engkau harapan hidupku. Mari kita semakin mencintai Yesus dengan hati, agar kita tidak mudah untuk menggadaikan  dengan apapun  juga yang ada di muka bumi ini, kita memilih di sini untuk setia, amin.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar