Kamis, 06 Agustus 2015

BACAAN INJIL DAN RENUNGAN: MATIUS 16:24-28, JUMAT, 7 AGUSTUS 2015

Mat 16:24
Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
Mat 16:25
Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
Mat 16:26
Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?
Mat 16:27
Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.
Mat 16:28
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Anak Manusia datang sebagai Raja dalam Kerajaan-Nya."

MEMIKUL SALIB: BUKAN SEKEDAR PRASYARAT TAPI JUGA SEBUAH KONSEKUENSI
Setiap orang ketika ingin mengikuti sesuatu atau ingin mendalami sesuatu tentunya memiliki motivasi-motivasi tertentu. Motivasi inilah yang mendorong seseorang dalam usahanya untuk mencapai apa yang diinginkannya. Ketika seseorang memutuskan untuk memilih sebuah pilihan tentunya ia harus berani pula untuk menerima segala konsekuensi yang bakal dihadapinya dengan gembira. Bila seseorang ternyata berusaha untuk lari dari konsekuensi yang dihadapinya maka patut dipertanyakan apa yang menjadi motivasi awalnya, tentu bahwa motivasinya tidak murni tetapi ada kepentingan-kepentingan lain yang terselubung.
Bacaan Injil yang kita renungkan bersama ini mengisahkan tentang ajaran Yesus untuk menjadi murid atau seorang pengikut-Nya yang sejati. Sebelum Yesus menegaskan bahwa konsekuensi mengikut Dia adalah memikul salib, Ia baru memberitahukan para murid-Nya bahwa Ia harus menanggung penderitaan. Untuk para murid, hal itu tidak boleh terjadi pada Yesus. Mengapa? Sangat jelas, karena mereka sudah mengikut Dia. Mereka mempertaruhkan hidup kepada-Nya dengan meninggalkan pekerjaan mereka. Mereka tentu juga mencintai Dia. Tapi ada lagi yang lebih dalam dari semua kemungkinan alasan ini. Mereka punya agenda atau harapan tersembunyi. Ini yang terbongkar dalam teguran Yesus yang keras kepada Petrus ketika Petrus menyuarakan keberatannya. Keberatan para murid terhadap Mesias yang menderita ialah karena mereka memiliki konsep lain, yaitu Mesias yang perkasa. Dan terkait dengan itu mereka menyimpan harapan bahwa jika yang perkasa ini berhasil merebut pengaruh massa, mereka yang menjadi pengikut dekat-Nya pun akan turut kebagian jatah kuasa. Mereka tidak sadar bahwa konsep dan pengharapan demikian bukan datang dari Allah tetapi dari Iblis.
Tuhan memaparkan lebih jauh bahwa seluruh sifat kehidupan Kristen adalah menyangkali diri dan memikul salib. Ini bukan bicara tentang prasyarat tapi konsekuensi menjadi seorang Katolik! Ini bukan bicara tentang peristiwa menjelang kita memutuskan untuk menjadi pengikut-Nya, tetapi tentang seluruh sifat keseharian kita sebagai seorang yang mengikuti Kristus. Salib adalah penderitaan dan kematian. Dari zaman ke zaman merupakan fakta bahwa konsekuensi mengikut Yesus sering berbentuk aniaya dari dunia ini. Meski sekarang konsekuensi itu belum tentu harus kita pikul dalam bentuk fisik, tapi banyak bentuk penderitaan memang harus kita tanggung. Jangan dicari-cari atau dibuat-buat. Konsekuensi dari setia pada Yesus adalah Salib!!!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar