Rabu, 19 Agustus 2015

BACAAN INJIL DAN RENUNGAN: MATIUS 22:1-14, KAMIS, 20 AGUSTUS 2015

Mat 22:1Lalu Yesus berbicara pula dalam perumpamaan kepada mereka:

Mat 22:2"Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya.

Mat 22:3Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang.

Mat 22:4Ia menyuruh pula hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan kawin ini.

Mat 22:5Tetapi orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya; ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya,

Mat 22:6dan yang lain menangkap hamba-hambanya itu, menyiksanya dan membunuhnya.

Mat 22:7Maka murkalah raja itu, lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka.

Mat 22:8Sesudah itu ia berkata kepada hamba-hambanya: Perjamuan kawin telah tersedia, tetapi orang-orang yang diundang tadi tidak layak untuk itu.

Mat 22:9Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kamu jumpai di sana ke perjamuan kawin itu.

Mat 22:10Maka pergilah hamba-hamba itu dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu.

Mat 22:11Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta.

Mat 22:12Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja.

Mat 22:13Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.

Mat 22:14Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih."





BERPAKAIAN PESTA

Saya yakin kita semua pasti sudah pernah menghadiri yang namanya pesta. Tentu kita datang dalam keadaan rapi, wangi dan tentu tampil beda. Ada yang mungkin rambutnya direbounding, berpakaian pesta dengan model pakaian terbaru dan lain2. Kalau kita mau amati dengan seksama kadang pesta mantenan sering dijadikan sebagai ajang fashion show. Singkatnya kita tentu memperhatikan penampilan agar gak malu di depan umum. Tetapi apakah kita pernah membayangkan bila suatu saat kita diundang teman karib kita untuk mengikuti hajatan yang diadakannya dan kita datang dengan menggunakan kostum olah raga, baju club sepak bola kesayangan kita dan menggunakan celana training, apa reaksi orang-orang yang ada di tempat pesta itu? Pasti ada yang berkomentar mas atau mbak, ini bukan lapangan sepak bola lho. Atau sekurang-kurangnya mereka menatap sinis pada diri kita. Saudara dan saudariku, mengenakan pakaian pesta itu tanda bahwa kita menghargai dan menghormati tuan pesta dan juga tanda bahwa kita datang pesta dengan tujuan dan maksud yang baik serta telah menyiapkan diri dengan baik pula untuk mengikuti pesta tersebut.

Dalam bacaan injil yang kita renungkan bersama ini juga menggambarkan sebuah suasana pesta sebagai gambaran kerajaan Allah untuk kita sekalian. Ada orang-orang yang sebenarnya sejak awal beruntung karena "diundang ke perjamuan" tetapi malah meremehkannya. Karena itulah keberuntungan yang sebenarnya akan mereka nikmati kemudian beralih kepada orang-orang lain yang tadinya tak masuk hitungan.

Sang raja sampai dua kali mengundang. Yang kedua kalinya bahkan ada nada memohon. Tetapi orang-orang yang diundang tetap tidak mau datang. Malah seakan-akan memohon belas kasihan para undangan: jangan biarkan pesta jadi rusak, hidangan sudah siap, lembu dan ternak piaraan sendiri telah dipotong. Tetapi yang diundang semakin meninggikan diri, ada banyak alasan yang diberikan, sedang sibuk dll.dan bahkan akhirnya malah membunuh pesuruh sang raja. Mereka tidak mau diganggu lagi. Mereka memutus hubungan. Terlihat betapa kerasnya penolakan terhadap ajakan untuk ikut serta dalam perjamuan itu!

Mereka yang menolak kehilangan dua hal. Pertama, rusaklah hubungan dengan raja yang bisa melindungi mereka. Kedua, mereka tak lagi mendapat kesempatan ikut pesta nikah yang meriah yang memiliki arti khusus tadi. Mereka diblacklist.

Karena perjamuan nikah telah tersedia tapi yang diundang tak layak datang, maka raja menyuruh hamba-hambanya ke persimpangan jalan, membawa orang-orang yang mereka temui di sana, siapa saja, ke perjamuan nikah tadi. Tak pilih bulu siapa saja didatangkan. Dan pesta itu diselamatkan oleh kehadiran mereka-mereka ini.

Maksud perumpamaan ini sebenarnya adalah membantu agar orang menyadari bagaimana cara Yang Mahakuasa mengajak siapa saja ikut masuk ke dalam kehidupan keluargaNya, ke dalam keintiman yang tidak bisa sebarangan dimasuki. Dengan mengajak orang ikut serta dalam kegembiraan pesta nikah anaknya, sang raja tadi ingin berbagi kegembiraan. Bahkan boleh dikatakan, kegembiraannya itu baru menjadi nyata bila ikut dirasakan orang lain.

Pesta nikah itu terjadi justru karena hadirnya orang-orang jalanan tadi. Kita diberikan ajakan yang amat kuat. Ayo ikut membuat kehidupan yang nyata ini bagian dari Kerajaan Surga. dan Tiap orang diminta menemukan wujud Kerajaan Surga bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari, kehidupannya di persimpangan jalan. Namun untuk itu perlu memakai pakaian pesta.

Tidak mengenakan pakaian pesta berarti datang tanpa sungguh mau mengikuti pesta dan datang tanpa pakaian yang cocok berarti membiarkan diri tidak dikenal sebagai undangan. Komitmen setengah-setengah ini kurang dapat menjadikan hidup orang menjadi bagian dari hidup dalam Kerajaan Surga. Kebalikannya, datang dengan mengenakan pakaian pesta berarti datang tanpa maksud atau tujuan lain. Yang bersangkutan akan dikenali sebagai orang yang hidupnya sedang berubah dari yang ada di persimpangan jalan menjadi dia yang hidup dalam perjamuan yang makin memanusiakan dan makin mendekatkan ke keilahian.

Pertanyaan untuk saya dan anda sekalian, kita berada digolongan undangan yang mana? Apakah yang diundang secara resmi tetapi mati-matian menolak karena kesibukan dan rutinitas sehari2 ataukah yang berada dipersimpangan jalan tapi telah menyiapkan diri dengan baik? apakah kita siap untuk memenuhi undangan Tuhan dan tak lupa mengenakan pakaian pesta ketika memenuhi undangan itu? Pakaian pesta adalah bagaimana kita membangun relasi yang baik dengan Tuhan dalam hidup sehari2. Kita menghormati Tuhan sebagai yang empunya pesta, menghormatinya dengan berbuat baik dalam hidup kita sehari2. Kita harumkan pakaian pesta kita dengan amal baik kita, dengan teladan hidup kita, kita rapikan pakaian pesta kita dengan kesetiaan kita, kita datang ke pesta dengan sebungkus kado yaitu tanda persembahan syukur kita atas segala berkat yang telah kita peroleh dari Tuhan. Ingatlah bahwa banyak yang dipanggil, sedikit yang dipilih, amin.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar