Senin, 03 Agustus 2015

Bacaan Injil dan Renungan: Matius 14:22-36, Selasa, 4 Agustus 2015

Mat 14:22Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang.

Mat 14:23Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ.

Mat 14:24Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal.

Mat 14:25Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air.

Mat 14:26Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru: "Itu hantu!", lalu berteriak-teriak karena takut.

Mat 14:27Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!"

Mat 14:28Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air."

Mat 14:29Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus.

Mat 14:30Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!"

Mat 14:31Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?"

Mat 14:32Lalu mereka naik ke perahu dan anginpun redalah.

Mat 14:33Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: "Sesungguhnya Engkau Anak Allah."

Mat 14:34Setibanya di seberang mereka mendarat di Genesaret.

Mat 14:35Ketika Yesus dikenal oleh orang-orang di tempat itu, mereka memberitahukannya ke seluruh daerah itu. Maka semua orang yang sakit dibawa kepada-Nya.

Mat 14:36Mereka memohon supaya diperkenankan menjamah jumbai jubah-Nya. Dan semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh.

EGO EIMI.....AKU INI.....
Kisah Injil yang kita renungkan bersama ini menampilkan beberapa hal penting untuk kita yaitu doa, kehadiran Tuhan yang senantiasa menyertai dan Yesus yang memperkenalkan diri sebagai ego eimi, sebuah ungkapan yang sering digunakan dalam kitab suci perjanjian lama ketika Allah memperkenalkan diri-Nya. Yesus memberi teladan bagaimana relasiNya yang intim dengan Bapa nampak dalam doa. Yesus mengambil waktu untuk berdoa secara pribadi kepada Allah. Bila Yesus yang adalah Putera Allah saja merasa bahwa doa merupakan bagian penting dalam pelayanan-Nya, siapakah kita sehingga masih memandang remeh doa? Doa adalah bahan bakar, adalah nutrisi bagi kehidupan iman kita. Tanpa doa, kekebalan iman kita akan mudah diserang oleh virus setan, tanpa doa, roda-roda kehidupan iman kita tidak bisa untuk digerakkan menuju kesempurnaan iman itu sendiri.
Murid-Murid berada beberapa mil jauhnya dari pantai dan sedang diombang-ambing gelombang. Yesus tahu. Itulah sebabnya Ia segera mendatangi murid-murid yang sedang berjuang melawan gelombang. Itulh dimensi kehadiran dan penyertaan Tuhan dalam kehidupan kita. Dalam badai Tuhan hadir dan memberi ketenangan, dalam badai Tuhan hadir dan menyapa. Ini menjadi tanda bahwa dalam badai kehidupan sehebat apapun Tuhan selalu hadir dan menyapa. Sapaan Tuhan hanya bisa kita dengar apabila mata iman kita mampu untuk membedakan mana sapaan Tuhan dan mana sapaan hantu.
Ketika melihat ada manusia berjalan di atas air, murid-murid berteriak hantu. Yesus menyatakan diri-Nya dengan ungkapan penting Allah dalam Perjanjian Lama yakni `Ego Eimi, Akulah ini.... Istilah ini bukan hanya identifikasi diri tetapi penyingkapan ke-Allah-an Yesus.
Petrus memberanikan diri menyapa-Nya. Petrus meminta Yesus memerintahkannya untuk datang kepada-Nya dengan berjalan di atas air. Permintaan Petrus dikabulkan Yesus, Petrus berjalan di atas air mengalami kuasa Yesus. Petrus berjalan di atas air bergelombang. Sesaat kemudian timbul ketakutannya. Petrus meragukan perintah Yesus dan kuasa Yesus yang sudah dialaminya, meski sesaat. Dalam situasi demikian tidak ada cara lain kecuali berteriak memohon pertolongan Yesus. `Tuhan, tolonglah aku!'
Inilah doa Petrus. Singkat dan mendesak. Uluran tangan Yesus menyelamatkan Petrus. Goncangan dan gelombang kehidupan adalah latihan iman dan kesempatan untuk berdoa. Tak satu kejadian pun dalam hidup kita luput dari perhatian dan kasih-Nya. Kita perlu berseru, Tuhan, tolonglah aku... Maka Ia akan berkata, Ego Eimi.... Akulah ini....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar