Rabu, 10 Juni 2015

Untuk Menerima Pengampunan, Kita Harus Memberi Pengampunan



Kawan, kuingat betul saat setelah imam tua itu memberikan absolusi sebagai tanda pelepasan dari dosa-dosaku, ucapan terima kasih sebanyak 5 kali terucap dari bibirku sebagai tanda betapa bahagianya hatiku ketika mendapatkan pengampunan itu.

Sebagai hari terakhir dari refleksi tentang dosa, suster pembimbing mengajakku untuk mendatangi kamar pengakuan. Kumasuki kamar pengakuan itu dengan sedikit perasaan gelisah dan tidak tenang karena dosa-dosaku. Di hadapan imam tua itu, aku menuturkan dosa-dosaku satu persatu. "Bapa,aku telah mencoba untuk mengampuni yang bersalah padaku tapi satu hal yang tidak bisa hilang dari benak dan hatiku, yakni AKU TAK BISA MELUPAKAN mereka yang menyakitku dan perbuatan-perbuatan mereka". Si imam tua itu mendengarkanku dengan penuh seksama setiap ungkapan dosaku dan tanpa ekspresi kebosanan Ia berkata kepadaku sambil tersenyum :"Syukur bahwa kamu belum bisa melupakan mereka yang bersalah padamu." Aku memandangnya penuh keheranan dan rupanya Ia tahu aku lagi bingung dengan kata-katanya. Ia menyambung: Ya karena kamu masih sadar bahwa kamu adalah manusia. Ketidakmampuanmu untuk melupakan mereka yang melukaimu,  mengungkapkan sisi kemanusiaanmu.  Memangnya kamu pikir kamu itu ALLAH yang sanggup mengampuni dan melupakan dosa-dosa umat-Nya dalam hitungan waktu?  Tapi satu hal yang indah bahwa dengan tindakan mengampuni, engkau telah berlaku seperti ALLAH. Dengan keheranan lagi aku bertanya: "Bagaimana mungkin aku yang lemah ini berlaku seperti Allah? Dengan raut muka kebapaan, si imam tua itu menjawabku: "Ya anakku, engkau seperti Allah dalam tindakan mengampuni." Cinta Allah secara penuh terekspresi dalam  tindakan mengampuni. Bacalah Kitab Suci dengan cermat dan tanyakanlah, berapa kali umat Israel menyakiti hati Yahwe dengan dosa-dosa mereka? Dosa mereka telah melukai hati-Nya, tapi IA tetap memberikan pengampunan kepada mereka bila mereka menyatakan pertobatan mereka dengan sungguh. Renungkanlah kata-kata Yesus di salib dan kamu akan mengerti; "Bapa, ampunilah mereka (ya mereka yang menyiksa dan membunuhku) karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat."(Luk. 23:34). Sebab bagi Allah, setiap kali kita berdosa, itulah kesempatan bagi-Nya untuk menemukan cara lain dalam tindakan mencintai kita lewat pengampunan.  Itulah mengapa Yesus mengajak para murid-Nya untuk menjadi sempurna sama seperti Bapa yang sempurna itu. Kita tidak bisa menjadi sempurna tapi kita berjuang menuju pada kesempurnaan, dan itu hanya kita gapai dalam persatuan dengan DIA yang adalah sempurna.

Dapatkah engkau melukiskan kebahagiaan seseorang yang melakukan kesalahan /dosa berat dan menerima pengampunan dari orang yang dilukai? Dapatkah engkau melukiskan dengan kata-kata, kebahagiaan si anak  hilang ketika ayahnya tak pernah membencinya setelah berdosa, bahkan sebaliknya, ia berlari dan mendapatkan, memeluk dan menciumnya bahkan mengadakan pesta besar menyambut kedatangnnya kembali? (Luk. 15 : 11-32).
Oleh karena itu, kita hanya bisa menjadi sempurna seperti Bapa yang adalah sumber dan pusat kesempurnaan bila kita mampu/berani mengampuni yang bersalah kepada kita. Mengampuni adalah tindakan penyangkalan diri dan memikul salib,  tapi bukankah itulah syarat yang diminta oleh Yesus kepada para pengikut-Nya? (Luk.9 : 23-24).   Dan, dalam doa yang diajarkan oleh Yesus, mengampuni orang lain adalah syarat untuk menerima pengampunan dari Allah (Mat. 6 : 9-15). 

Kawan, apa yang kurasakan saat itu, di kamar pengakuan itu? Bagaikan duduk di hadirat Allah yang kudus. Lewat pandangan pengampunan dari si imam tua itu, Allah memandangku dan aku memandang-Nya dalam gelora cinta yang tak terpadamkan. Kemudian si imam tua itu berkata; Anakku, itulah cinta Allah lewat tindakan pengampunan yang tercurah padamu hari ini. Bersyukurlah karena DIA-lah yang mengundangmu untuk menerima rahmat pengampunan ini. Pulanglah dalam damai Tuhan.

Kawan, mengatakan bahwa kita tidak berdosa adalah sebuah kesombongan dan tindakan penipuan diri, menurut Rasul Paulus.  Tapi satu hal yang Allah buat saat ini ketika Anda berdosa adalah DIA SEDANG MENANTIMU KAPAN ENGKAU KEMBALI KEPADANYA.  Ingatlah, bagi Tuhan, waktu tidak penting, tapi yang DIA harapkan adalah DATANGLAH  kepada-Nya maka kamu akan mendapatkan kelegaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar