Sabtu, 27 Juni 2015

BACAAN INJIL DAN RENUNGAN: MINGGU, 28 JUNI 2015, MINGGU BIASA XIII

BACAAN INJIL

Mrk 5:21Sesudah Yesus menyeberang lagi dengan perahu, orang banyak berbondong-bondong datang lalu mengerumuni Dia. Sedang Ia berada di tepi danau,

Mrk 5:22datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya

Mrk 5:23dan memohon dengan sangat kepada-Nya: "Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup."

Mrk 5:24Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya.

Mrk 5:25Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan.

Mrk 5:26Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk.

Mrk 5:27Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya.

Mrk 5:28Sebab katanya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh."

Mrk 5:29Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya.

Mrk 5:30Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan bertanya: "Siapa yang menjamah jubah-Ku?"

Mrk 5:31Murid-murid-Nya menjawab: "Engkau melihat bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?"

Mrk 5:32Lalu Ia memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu.

Mrk 5:33Perempuan itu, yang menjadi takut dan gemetar ketika mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya, tampil dan tersungkur di depan Yesus dan dengan tulus memberitahukan segala sesuatu kepada-Nya.

Mrk 5:34Maka kata-Nya kepada perempuan itu: "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!"

Mrk 5:35Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata: "Anakmu sudah mati, apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?"

Mrk 5:36Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat: "Jangan takut, percaya saja!"

Mrk 5:37Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorangpun ikut serta, kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus.

Mrk 5:38Mereka tiba di rumah kepala rumah ibadat, dan di sana dilihat-Nya orang-orang ribut, menangis dan meratap dengan suara nyaring.

Mrk 5:39Sesudah Ia masuk Ia berkata kepada orang-orang itu: "Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!"

Mrk 5:40Tetapi mereka menertawakan Dia. Maka diusir-Nya semua orang itu, lalu dibawa-Nya ayah dan ibu anak itu dan mereka yang bersama-sama dengan Dia masuk ke kamar anak itu.

Mrk 5:41Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya: "Talita kum," yang berarti: "Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!"

Mrk 5:42Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub.

Mrk 5:43Dengan sangat Ia berpesan kepada mereka, supaya jangan seorangpun mengetahui hal itu, lalu Ia menyuruh mereka memberi anak itu makan.

RENUNGAN

Sering kita mendengar ada ungkapan yang mengatakan, “Saya hanya akan percaya ketika sudah melihatnya. ungkapan ini mau menunjukkan bahwa untuk meyakinkan seseorang akan sebuah hal maka perlu bukti kongkrit perlu hal yang nyata untuk meyakinkan bahwa apa yang dikatakan sungguh-sungguh benar adanya. dalam sisi kehidupan yang lain terutama dalam kehidupan iman, sering ungkapan yang sama juga terlontar. saya hanya akan beriman, saya hanya akan percaya bila saya telah melihat dengan mata sendiri, apa yang dilakukan oleh Tuhan buat diri saya atau buat orang lain. atau ada juga yang mengatakan“Jika saya tidak dapat melihat dan merasakannya, maka saya tidak percaya mukjizat itu ada. Hari ini dalam ekaristi ini teruatama dalam bacaan injil yang barusan kita dengar bersama tadi, Yesus mengajrakan kepada kita cara pandang yang lain dalam hubungan dengan pengungkapan iman kita.” Sungguh berbeda dengan cara TUHAN yang mengajarkan, “Saat engkau mempercayainya, maka engkau akan melihat dan merasakan mukjizatmu.” Ini adalah definisi dari IMAN, ini adalah bahasa iman yang didalamnya mengandung sebuah ajakan untuk percaya lebih dahulu sebelum melihat bukti dengan mata jasmani. cara pandang dengan mata iman memang berbeda dengan cara pandang mata jasmani.
bila kita membaca keseluruhan kisah injil tadi terutama dalam bagian tentang wanita pendarahan, kita akan menemukan hal ini. dalam kepadatan manusia yang berdesak-desakan untuk melihat Yesus, tentunya ada banyak orang yang menjamah jubah YESUS, tetapi tidak ada yang terjadi terhadap mereka. Sederhananya karena mereka tidak menjamah jubah YESUS dengan IMAN. Sedangkan ketika si wanita pendarahan selama 12 tahun ini mendekati dan menjamah YESUS dengan IMAN, saat itu juga ada kuasa yang keluar dari YESUS menyembuhkan si wanita ini.
Sesuatu yang dia dengar tentang YESUS membangkitkan IMAN-nya dan membuatnya percaya bahwa YESUS sanggup menyembuhkan penyakitnya. Si wanita ini percaya terlebih dahulu pada kebaikan, kemurahan, dan kuasa YESUS, sebelum melihat mukjizat terjadi pada dirinya. Tubuhnya masih kesakitan ketika dia berkata, “Asal kujamah saja jubahNYA, aku akan sembuh,” tetapi dengan IMAN-nya dia percaya bahwa YESUS telah memberikan kesembuhan tersebut baginya.  Sesaat jubah YESUS dipegangnya, kesembuhan terjadi.
saudara dan saudariku, dengan cara yang sama TUHAN ingin Kita mempercayaiNYA. TUHAN ingin kita percaya kepada setiap janji dan perkataan yang telah diucapkanNYA. Tidak peduli seberapa buruk kondisi Kita hari ini atau seberapa jauh Kita telah meninggalkanNYA, di saat Kita percaya dengan IMAN Kita, dan mulai mendekat menjamah jubahNYA, Kita akan melihat sesuatu yang besar terjadi di dalam hidup Kita, sesuatu yang mengubah, memulihkan, dan menggerakan Kita. menjamah jubah Yesus, itu berarti kita bergerak mendekati Dia, tidak mungkin kita menyentuh jubah Yesus dari jauh tetapi harus dekat. bergerak mendekati Yesus itu berarti kita membangun sebuah keintiman, membangun sebuah relasi dengan Yesus yang sanggup untuk menyembuhkan. menjamah jubah Yesus itu juga berarti kita menyadari kerapuhan dan keterbatasan diri kita sebagai seorang manusia di hadapan Tuhan yang Maha Besar. ketika kita menyadari siapa diri, menyadari kerapuhan dan keterbatasan yang ada dalam diri kita maka ketika itu kemahakuasaan dan kebesaran Tuhan akan mengangkat kita dan berkata, "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!" mari kita selalu berusaha “mendekati” Yesus agar kita mampu menjamah jumbai jubah-nya, karena jarak antara kita dan DIA hanya sejauh lutut dan lantai. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar