Senin, 29 Juni 2015

Bacaan Injil dan Renungan:Matius 8:23-27; Selasa, 30 Juni 2015, Para Martir Pertama di Roma



Bacaan Injil:


Mat 8:23  Lalu Yesus naik ke dalam perahu dan murid-murid-Nyapun mengikuti-Nya.
Mat 8:24  Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur.
Mat 8:25  Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: "Tuhan, tolonglah, kita binasa."
Mat 8:26  Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?" Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali.
Mat 8:27  Dan heranlah orang-orang itu, katanya: "Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?"


Renungan :

Kisah injil yang kita dengar bersama tadi sangat cocok untuk kita jadikan sebagai kekuatan dalam pergumulan hidup kita setiap hari. Kisah bagaimana Yesus hadir dalam badai. Ketika perahu yang ditumpangi Yesus terombang-ambing oleh badai yang menerjang dan ketika para murid dibuat panik, ketika itu Yesus bangun dan menghardik badai itu. Kehidupan itu sendiri sering dihayati sebagai bahtera yang berlayar di laut lepas yang tidak selamanya tenang dan datar, namun bisa sesewaktu begitu bergelora. Dari bacaan injil tadi kita diajak untuk merefleksikan beberapa hal ini:

Pertama: Ikut Yesus masuk dalam Perahu

Tidak ada laut tanpa ombak. Tak ada hidup tanpa masalah. Setiap orang tentu memiliki masalah dalam hidupnya. Bahkan ada saat-saat ketika masalah itu begitu besar dan berat kita merasa bahwa Tuhan sedang tidur atau tidak ada bersama kita. Namun hari ini kita diingatkan agar tetap setia kepada tujuan hidup kita. Sebab itu masalah apapun itu yang kita hadapi dalam perjalanan hidup ini tidak boleh membatalkan tekad kita mencapai tujuan.meskipun dalam kenyataan banyak orang ketika badai atau masalah datang, membiarkan dirinya terperangkap dan larut dalam masalah itu, sehingga melupakan tujuannya. Atau bahkan menciptakan pelarian2 karena tidak kuat menangung persoalan dalam hidup. Hari ini kita hendak disadarkan, agar ketika masalah datang apalagi beruntun dan bertubi, agar kita kembali mengingat akan tujuan kita yang sebenarnya yaitu ikut Yesus masuk dalam perahu dan berlayar bersama-Nya. Tuhan tidak pernah menjanjikan laut tenang, atau cuaca yang selalu baik, tetapi Tuhan menjanjikan pelabuhan tujuan yang indah! itu artinya badai, angin, hujan atau apapun masalah yang ada tidak boleh membatalkan tujuan kita yaitu bersama Yesus, kita sampai ke tujuan akhir pelayaran kita yaitu pelabuhan yang damai.

Kedua: Berani menghadapi masalah

Yesus mengajak kita agar berani menghadapi masalah demi masalah dan mengatasinya. Kisah Yesus dan murid-muridNya di danau Galilea hari ini mengajak kita membentuk sikap berani menghadapi masalah. Dalam perjalanan itu Yesus memilih untuk tidur. Biasanya Tuhan selalu diceritakan berada di depan dan terjaga, namun kali ini justru Dia di belakang dan tidur lelap. Itu dapat ditafsirkan bahwa Tuhan memang sengaja melatih dan menempa murid-muridNya dahulu agar selalu berani dan kuat menghadapi ombak, badai, atau masalah yang setiap saat bisa datang menghadang. Ini adalah suatu bahan permenungan atau refleksi kehidupan yang sangat dalam. Baiklah kita juga sadar bahwa sebagian besar masalah dalam hidup ini tidak bisa selesai dengan sendirinya. Membiarkan atau menutup mata terhadap masalah seringkali hanya akan membuat masalahnya semakin parah dan berat. Takut dan bersembunyi hanya akan membuat masalah itu “hilang sesaat” namun tetap ada dan potensial merusak kehidupan. Maka hendaknya kita perlu menghadirkan Yesus dalam perahu-perahu hidup kita. Mungkin kita tidak bisa seperti Tuhan yang mampu menghentikan badai hanya dengan satu kata. Sebagai orang beriman kita juga harus berpikir dan berjuang keras, menggunakan segala daya yang dikaruniakan Tuhan, untuk keluar dari berbagai krisis dan kesulitan. Namun satu hal yang harus kita lakukan adalah seperti yang dilakukan para murid, mengikuti Yesus masuk ke dalam perahu.

Ketiga: Tuhan menawarkan kita hati yang damai dan gembira.

Tak ada laut yang tidak berombak. Tiada hidup yang tak punya masalah. Tak ada kekristenan tanpa salib. Walaupun laut bergelora, hidup punya banyak masalah, hati kita hendaknya tetap tenang dan damai. Kita bisa tetap bersukacita dan bersemangat menghadapi ragam masalah atau gelombang hidup itu. Mengapa? karena Tuhan ada dalam perahu dan bersama kita. Kehadiran dan penyertaan Tuhan itu sumber ketenangan bagi kita. Tempat bersandar yang paling nyaman di saat kita didera berbagai persoalan hidup adalah berlari pada DIA yang sanggup memberi ketenangan dan itu hanya akan kita temukan dalam Yesus. Bersama Yesus, badai itu pun pasti akan berlalu! amin.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar